Redirigiendo al acceso original de articulo en 23 segundos...
ARTÍCULO
TITULO

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL KERAJINAN BATIK DI KOTA SEMARANG

Farah Bonita    

Resumen

Abstrak___________________________________________________________________Keterbatasan dalam pemasaran, bahan baku serta tenaga kerja pada industri kecil kerajinan batikdi Kota Semarang, mengakibatkan industri tersebut tidak dapat berkembang dengan baik,layaknya industri kerajinan batik di daerah lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profilindustri kecil kerajinan batik di Kota Semarang dan strategi yang diterapkan untukmengembangkan industri kecil kerajinan batik di Kota Semarang.Populasi penelitian berjumlah 64 dan sampel penelitian berjumlah delapan pengusaha batik diKampung Batik Semarang. Variabel dalam penelitian ini adalah modal, tenaga kerja, pemasaran,teknologi dan bahan baku. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner danwawancara kepada pengusaha batik di Kampung batik Semarang, Dinas Koperasi, DinasPerindustrian dan Perdagangan Kota Semarang kemudian dianalisis menggunakan analisisdeskriptif dan analisis metode perbandingan eksponensial.Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkanindustri kecil kerajinan batik di Kota Semarang adalah melalui strategi modal, pemasaran danbahan baku dengan masing-masing total nilai MPE sebesar 4,358, 4,344 dan 4,283. Strategi palingutama yang dapat digunakan dalam pengembangan industri kecil kerajinan batik di KotaSemarang adalah strategi bantuan modal yang berasal dari Pemerintah berupa pinjaman lunak,dan bantuan modal dari BUMN kepada para pengusaha industri kecil kerajinan batik Semarangandengan nilai MPE sebesar 1,109.Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa industri kecil kerajinan batik di KotaSemarang sangat potensial untuk dikembangkan. Oleh karena itu bantuan dari Dinas Koperasi danUMKM Pemerintah Kota Semarang melalui pinjaman modal dan pemasaran produk akan sangatmembantu para pengusaha industri kecil kerajinan batik tersebut untuk lebih mengembangkanusaha mereka. Pemerintah juga dapat memasukan pelatihan membatik baik secara formal maupunnonformal di sekolah-sekolah, agar menarik minat siswa dalam melestarikan kebudayaan daerahasli Kota Semarang dan sekaligus mencari penerus generasi pembuat batik Semarangan.Abstract___________________________________________________________________Limitations in marketing, raw materials and labor in small scale industries batik handicraft in Semarang citylead the industry can not thrive like indutry batik in other areas. The purpose of this study was to analyze theprofil of small industries batik handicraft in Semarang city and strategy for developing small industrieshandicraft batik in Semarang.The study population is 64 and samples of this study is 8 batik entrepreneurs in Kampung Batik Semarang.Variables in this study are capital, labor, marketing, technology and raw materials. Method of data collectionusing questionnaires and interviews to batik interpreneurs in Kampung Batik Semarang, Service Cooperativesand SMEs, Service Industry and Trade Semarang City and than analyzed using descriptive analysis andExponentian Comparative Methods analysis or MPE. Result of the research show the strategy can be used todevelop small industries handicraft batik in Semarang is trough capital strategy, marketing and rawmaterialswith total value MPE is 4,358, 4,344 and 4,283. While the most important strategies that can used in thedevelopment of small industries handicraft batik in Semarang is a strategy through financial aid from theFarah Bonita / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)235Givernment from soft loans and aid from State Capital to small industrial entrepreneurs, with MPE 1,109.Based on the result of this research is small industries handicraft batik in Semarang very potential to developed.Therefore, Government support through capital loans and marketing of product will help the entrepreneurs tofuther develop their businesses. In addition, the Government may also include batik training activities, formalor non formalin schools to attract students interest in preserving indigeneous Semarang culture, and the sametime looking for the generation Semarangan batik makers.

 Artículos similares

       
 
Muhammad Izzuddin Furqony     Pág. 395 - 403
Basecamp Mawar Gunung Ungaran adalah salah satu potensi destinasti wisata di Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel apa saja yang mempengaruhi permintaan kunjungan, menghitung valuasi ekonomi melalui pendekatan t... ver más

 
Fatmawati Fatmawati, Deky Aji Suseno     Pág. 251 - 259
Industri kerajinan eceng gondok di Kabupaten Semarang sangat potensial untuk dikembangkan, namun perkembangannya mengalami penurunan yang semula di tahun 2013 terdapat 18 unit usaha menurun menjadi 10 unit usaha di tahun 2015. Volume produksi di tahun 20... ver más

 
Ivan Septiawan     Pág. 111 - 119
Produksi sampah setiap hari semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Masih belum optimalnya dalam pengelolaan sampah dikarenakan kurangnya pelayanan penanganan sampah, kurangnya kejelasan kelompok sasaran/... ver más

 
Susanti Lasmaria Purba, P. Eko Prasetyo     Pág. 260 - 267
Kota semarang salah satu penghasil batik yang berkualitas namun belum dikenal banyak masyarakat indonesia. Dampak kurangnya faktor produksi mengakibatkan daya saing Batik Semarang kurang berkembang atau kurang dikenal banyak masyarakat. Penelitian ini me... ver más

 
Dede Setya Ramadhan     Pág. 117 - 126
Kota Semarang adalah ibukota Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai kota bisnis dan industri, tetapi bukan berarti Kota Semarang tidak memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah Obyek... ver más